Abdimas 2024 – PEMBUATAN MODUL CHATGPT SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN KEKURANGAN GURU PENGAJAR DI SMK 1 SATU MARET GARUT

SMK 1 Satu Maret adalah sekolah menengah kejuruan dibawah naungan Yayasan Amanah Kusumah Bangsa Garut yang berada di wilayah Tarogong Kaler Kabupaten Garut. Kondisi sarana dan prasarana sekolah sangat memprihatinkan dan serba kekurangan mengingat sumber anggaran belanja sekolah hanya mengandalkan Dana BOS dan hampir seluruh siswanya adalah dari kalangan tidak mampu. Ketiadaan dana BOS dari pemerintah propinsi menyebabkan hamper tidak ada lagi guru-guru yang bersedia mengajar.

Sementara itu, SMK Satu Maret adalah sekolah menengah kejuruan dibawah naungan Yayasan Amanah Kusumah Bangsa Garut yang berada di wilayah Tarogong Kaler Kabupaten Garut. Kondisi sarana dan prasarana sekolah sangat memprihatinkan dan serba kekurangan mengingat sumber anggaran belanja sekolah hanya mengandalkan Dana BOS dan hampir sebagaian besar siswanya adalah dari kalangan tidak mampu. Berkenaan dengan tidak turunnya dana BOS beberapa saat yang lalu, menjadi sekolah ini tidak dapat lagi melaksanakan Pendidikan secara normal, disebabkan tidak banyak lagi guru-guru yang berrsedia mengajar. Dengan demikian, pemanfaatan internet menjadi prioritas, sementara kebutuhan untuk pemakaian system informasi merupakan keharusan pada saat ini. Program keahlian yang ditawarkan pada SMK tersebut adalah pemanfaatan chatGPT untuk para sisiwa, khususnya dalam bentuk pembuatan modul prompting chatGPT yang akan digunakan sebagai alat bantu proses belajar mengejar. Tim berupaya menyediakan modul berbasis internet yang dapat dimanfaatkan pihak sekolah untuk membina sisa-siswa di sekolah tersebut.

Tim Dosen yang terlibat dalam kegiatan ini ialah Ir. BURHANUDDIN DIRGANTORO, M.T, Ashri Dinimaharawati, S.Pd., M.T dan ANDREW BRIAN OSMOND, S.T., M.T. Adapun rangkaian kegiatan mulai dari survey, pelatihan kepada siswa serta pemasangan alat pendukung pelatihan.

Dari pelaksaan kegiatan, tim pelaksana menilai bahwa kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar untuk para siswa, namun seharusnya dilakukan secara reguler dan terjadwal dalam waktu yang cukup panjang. Ketiadaan perangkat menjadi kendala besar untuk suksesnya kegiatan, disamping adanya permasalahan internal dari pihak sekolah. Namun, dengan semangat untuk meningkatkan kerja sama dalam membina siswa, maka kegiatan dalam dilaksankan dengan segala keterbatasan yang ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *